Sleman (MTsN 3 Sleman) - MTsN 3 Sleman mengirim 3 Guru Bahasa Indonesia untuk mengikuti kegiatan MGMP Bahasa Indonesia di MTsN 5 Sleman pada Selasa, 30/9/2025. Pertemuan yang berada di Perpustakaan setempat itu berfokus pada Pendampingan Penyusunan RPP Berbasis Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum cinta.
Selaku tuan rumah, Kepala MTsN 5 Sleman, Drs. Busyroni Majid, M.Si. menyambut dengan hangat kegiatan ini. “Pertemuan seperti ini sangat bagus diadakan karena bisa dimanfaatkan sebagai wadah untuk bertukar pikiran. Dengan adanya ASPD/ TKA tugas guru Bahasa Indonesia bebannya tidak ringan. Oleh karena itu, kami akan dukung sekuat tenaga kegiatan seperti ini. Selain itu, kegiatan inu juga bisa untuk meningkatkan kualitas perangkat ajar guru agar lebih inovatif, adaptif, dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku,” papar Busyroni.
Narasumber, pengawas Kemenag Sleman, Drs. Daryono, M.Pd., memaparan bahwa penerapan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dan penyusunan modul ajar dengan pendekatan Deep Learning ini sejalan dengan upaya Kementerian Agama dalam mewujudkan pembelajaran yang lebih bermakna, inovatif, serta berorientasi pada pembentukan karakter peserta didik di madrasah. “Untuk membuat modul ajar Deep Learning, identifikasi kompetensi, rancang aktivitas berbasis pemecahan masalah, dan tentukan metode pembelajaran interaktif yang mengintegrasikan prinsip mindful, meaningful, dan joyful learning. Modul ini harus fokus pada pemahaman mendalam, keterkaitan antar materi, dan pengembangan kecakapan berpikir tingkat tinggi siswa, dengan dilengkapi lembar kerja, rubrik, dan evaluasi yang berorientasi pada proses,” papar Daryono. 
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi kedua dengan narasumber Asih Budiati,S.Pd.,M.Sc. “RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum Berbasis Cinta adalah rancangan pembelajaran yang menekankan nilai-nilai cinta dalam setiap aspek pembelajaran, bertujuan membentuk karakter yang holistik. Fokus utama RPP ini adalah mengintegrasikan cinta kepada Allah, diri sendiri, sesama, lingkungan, dan bangsa dalam materi pelajaran agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan,”tandas Asih
Asih juga menambahkan bahwa RPP yang dibuat oleh guru tidak ada yang salah semua benar yang penting itu merupakan skenario mengajar seorang guru. Asih juga berpesan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pelaksanaannya sering-seringlah mengikuti pelatihan-pelatihan.
Qismatun Nihayah guru MTsN 3 Sleman mengaku bersyukur mendapat kesempatan mengikuti pembimbingan tersebut. “Sebuah pelatihan yang membuka wawasan baru terhadap pembelajaran, dengan lebih memahami siswa demi tercapainya pembelajaran yang mendalam,“ kesan Naya terhadap pelatihan yang baru saja diikutinya. (sil)